My Blogsia

November 21, 2014

Green Campus FISIP UI, Perlahan tetapi Pasti

Green Campus.

Pagi itu saya baru tiba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI. Disambut dengan banyak pohon yang berdiri di sepanjang jalan, saya berjalan masuk menuju gedung H. Tepat setelah turun dari bis kuning, ada sebuah spanduk yang turut menyambut saya yang bertuliskan, “Kawasan Tanpa Rokok”. Kembali berjalan ke gedung H, terlihat ada yang berbeda di beberapa sudut bangunan yang saya lewati. Ada beberapa pasang tempat sampah pilah yang terlihat kebaruannya dengan warna kuning dan hijau yang cukup terang. Ada tulisan “Organik” dan “Anorganik” di tiap-tiapnya.

Spanduk serta tempat-tempat sampah pilah tersebut adalah sebagian dari program gerakan Green Campus FISIP UI. Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat FISIP UI yang peduli terhadap lingkungan berkelanjutan. Pertanyaannya adalah, seberapa tinggikah kesadaran masyarakat FISIP UI untuk menjaga lingkungan?

November 19, 2014

Keluarga Baru, Panitia ISLC III

Aku menemukan keluarga baru.

-----------------------------
Siang itu seusai kelas, aku menemui Tania dan menemaninya mencari seseorang. Rupanya orang yang ia cari adalah Ahmad. Lagi-lagi Tania membutuhkan tanda tangan Ahmad untuk entah-surat-surat-apa-itu. Kali itu sudah kali ketiga aku menemani Tania mencari Ahmad untuk urusan yang sama.
Ketika bertemu Ahmad, tiba-tiba dia mengajakku untuk 'bergabung' di acaranya,
"Sekalian gabung aja, jadi administrasi kayak Tania,"
Hahaha, kujawab saja dengan tertawa kecil karena hanya kuanggap candaan.
Rupanya ajakan siang itu betul-betul betulan. Itulah mulanya kudapat keluarga baru ini.....



Indonesia Student Leadership Camp III ( @ISLC_UI ). Adalah acara yang berada di bawah ILead-UI yang panitianya terdiri dari mahasiswa/i se-UI. Ini kali pertamaku mengikuti kepanitiaan tingkat UI. Hmm, awalnya aku cukup ragu sih, karena mungkin saja aku tidak cocok dengan anak jurusan lain, bahkan fakultas lain, bahkan rumpun ilmu lain. Tapi pada akhirnya kuterima ajakan ini dan jadilah aku salah satu panitia ISLC III. Dan saat itu entah kebetulan atau apa, Tania jatuh sakit dan harus bed rest selama satu minggu. Seluruh tugas-tugasnya pun sementara dilimpahkan ke aku.
Satu hal yang makin memantapkanku bergabung di ISLC III adalah ternyata Lita, salah satu teman dekatku, juga salah satu panitia di sana. Makin mantaplah aku.

Tidak lama pleno diadakan. Yap, pleno pertamaku bersama kepanitiaan ini. Sambutan panitia dari fakultas lain cukup hangat dan aku mulai berkenalan dengan mereka satu persatu. Pleno kedua, ketiga, dan aku mulai menyenangi kepanitiaan ini. Haha.

Sampai tibalah hari pelaksanaan acara. Acara ISLC III ini diselenggarakan selama satu minggu. Selama satu minggu itu pula panitia menyewa beberapa kamar di Wisma Makara UI untuk dijadikan kantor(markas). Selama satu minggu aku dan banyak panitia lain menginap di Wisma Makara UI. Bisa dibilang, para panitia ini bonding-by-doing. Karena hingga H-1 acara, panitia tidak sering bertemu dan belum terlalu akrab.
Seiring berjalannya acara dari hari pertama, kedua, ketiga, aku merasa semakin terikat dengan kekeluargaan yang ditawarkan seluruh panitia. Kami mulai tahu kekurangan, keokean, kesuperan, kecerdasan, kemageran masing-masing. Tidur dengan laptop menyala, berkumpul 15 orang di satu kamar, saling antar-jemput(ehem) satu sama lain, saling bully satu sama lain, jadi hal yang biasa selama satu minggu itu.

Duh aku jadi sedih.

Dan sekarang ISLC III sudah selesai. Para panitia sudah kembali ke aktivitas masing-masing. Kami jarang bertemu. Apalagi yang berada di fakultas yang berbeda...... Eits, tapi grup whatsapp kami (hingga hari ini) tidak sepi-sepi juga. Bahagia. Membuka grup whatsapp panitia ISLC selalu mengundang tawa. Apalagi jika Adam sudah muncul dengan pak bikunnya, Kevin dengan modus-modus jitunya, dan Faqih dengan Me**ynya #ups.

Setelah kuanalisis(apaan), ada beberapa faktor yang membuat kepanitiaan ini 'mengena' di hati:
1. Ada teman-teman terdekatku di sini: Tania dan Lita.
2. No Danusan. Yeah! ISLC III bekerja sama dengan Bank Jawa Barat yang sekaligus menjadi sponsor utama ISLC III sehingga kami sebagai panitia amat sangat terbantu dan tidak perlu bersusah payah danus-ing. Terima kasih BJB, muah ^,^
3. Panitia yang bercampur dari beberapa fakultas. Hal ini membuat, entahlah, setiap orang jadi harus sok kenal dan sok asik in a positive way. Hehe.
4. Hari-H satu minggu penuh dan panitia berkumpul di satu markas yang sama. Can you imagine? The first people and the last one are them.

Hmm.....
Terima kasih untuk Tania, Ahmad, Mujab yang pertama kali merekrut aku di ISLC III.
Terima kasih Lita udah jadi koordinator yang sangat bertanggung jawab dan super dan nobody compares dan dahsyat dan segalanya.
Terima kasih semua panitia atas keceriaan, kebegoan, profesionalitas, dan canda-tawa, dan suka-duka, dan segalanya. Selamat kembali kuliah.
Terima kasih seluruh peserta ISLC III yang membuatku optimis Indonesia akan dipimpin orang-orang hebat seperti kalian di masa depan. InsyaAllah, aamiin.
Terima kasih seluruh pihak yang sudah membantu terselenggaranya ISLC III.
Terakhir, terima kasih kamu.



(hueeek Kamu siapa coooong cong -_-)
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Ayo saling tebarkan keharuman kita, hari ini, esok, seterusnya, Kawan. :)

By the way, foto menyusul ;)

November 3, 2014

Produktif mumpung Masih Usia Produktif

Tadi pagi di kelas Pengantar Jurnalisme, Mas Hasyim, dosenku--well yes dosen-dosen di FISIP UI semua dipanggil Mas/Mbak no matter how old they are--sempat melontarkan sebuah pertanyaan,
"Di Indonesia usia produktif itu berapa?"
Mayoritas kelas menjawab 15 sampai 64 tahun, dan memang benar itu jawabannya, setidaknya menurut Data Statistik Indonesia.
Dari situ pikiranku seakan tertohok. Wey... Usiaku 19 tahun yang berarti aku sudah sangat memasuki usia produktif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Produktif. PRODUKTIF. P R O D U K T I F .
.
.
.
.
.
PRODUKTIF.
.
Sudah produktif kah kamu, Sarah Mustika Putri Adhitya?
.
.
.
Well, pasti ada alasan mengapa usia tersebut dikatakan Produktif, bukan Konsumtif atau Distributif. Negara ini mengharapkan para penduduk dengan rentang usia tersebut untuk 'beraksi', 'melakukan sesuatu', lebih-lebih 'mengHASILkan sesuatu'.

Usia kamu berapa? 19? 20? 25? Kepala tiga? Atau lebih? Renungkan deh, di rentang usia produktif ini, seberapa produktifkah kamu? Atau ironisnya, seberapa konsumtifkah dirimu?

Belum terlambat untuk memulai era produktif dan meninggalkan era konsumtifmu--mungkin bukan meninggalkan, lebih tepatnya mempersiapkan. Bayangkan kamu bisa memaksimalkan usia produktifmu ini, hingga pada akhir rentang usia itu kamu punya segalanya untuk mulai jadi konsumtif.
Selama belum melewati rentang itu rasanya belum terlambat untuk jadi produktif.
pict source: pinterest.com

My Productivity Today
Sekarang aku adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi yang berharap tidak lebih dari 2,5 tahun lagi lulus.
Sekarang aku adalah seorang color guard di marching band kampus yang latihan 4 kali seminggu dan berharap jadi juara di kejuaraan akhir tahun nanti.
Sekarang aku adalah seorang anggota badan pers fakultas yang aktif mengurus persoalan media partner setidaknya hingga akhir kepengurusan Desember nanti.
Sekarang aku adalah seorang staff divisi administrasi acara kampus yang well, bisa dibilang bertaraf nasional, yang sedang hecticnya mengurus berbagai surat.

Semoga ini tidak hanya biasku tapi sepertinya aku sudah mulai produktif. Tapi ini masih dangkal. Aku ingin produktif, tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang-orang yang ku sayangi, lebih-lebih untuk masyarakat banyak. Aamiin.
"Twenty years from now you will be more disappointed by things you didn't do than by things you did do, so throw off the bowlines, sail away from safe harbor, catch the trade winds in your sails. Explore, Dreams, Discover."----Mark Twain 
Be productive, productive people!!

October 26, 2014

We ain't Children No More

Percakapan dengan Erlangga, salah satu teman jurusanku dan kami sama-sama di asrama UI:
*makan di kantin asrama*
*doi ngomongin boyband Korea yang baru keluar*
Er: Umurnya sama kayak kita lho, Cha! Muda banget kaaan.
Ac: Wah, iya ya muda bangeeet......... Eh, ya enggak muda juga Er, 19 tahun kan.
Er: Iyasiiih........
Ac: Umur-umur sekita tuh umur-umur artis yak hahaha.
Er: Iya Cha, tapi aku kok masih ngerasa kecil ya. Masih anak kecil gitu.
Ac: Sama banget Er!!!
Er: Harusnya umur segini kita udah mikir panjang-panjang gitu.
Ac: Iyaaaaa..... Kitanya masih ngerasa kecil-kecil aja, padahal bentar lagi..... (nikah, tapi gak kusebutkan wkwk)
Yah begitulah.
Usiaku 19 tahun yang berarti bahwa tahun depan aku tepat dua puluh kali mengelilingi matahari. Usia yang cukup untuk berpikir jauh ke depan. Usia yang cukup untuk...well, merencanakan 'hidup'. Usia yang cukup untuk tidak hanya berandai-andai tentang masa depan, tetapi juga mencari jalan untuk mewujudkan.

Bahkan sekarang gue belom nentuin mau masuk peminatan apaaaa

Kalau soal pekerjaan, aku punya beberapa keinginan, atau alternatif, atau kemungkinan. Intinya aku sudah punya bayangan untuk ini.
Setelah beberapa lama kerja, perempuan inginnya nikah lah yaa. Soal pendamping hidup, bukan prioritas saat ini. Kita lihat saja. Yang pasti aku harus punya pendamping saat wisuda. That's target. --wakakakak--
Setelah menikah, perempuan akan sejati setelah memiliki anak. Well at least that's in my opinion. Ingin punya anak berapa? Laki-laki atau perempuan? Ini kita-lihat-saja lainnya.

Slowly but sure, I'm on my way to reach my dream.
And we, all of us, have to accept the reality that,



WE AIN'T CHILDREN NO MORE

October 7, 2014

Hobiku: Jilbab Tak Kuno Lagi

Hai hai!
Aku punya sebuah kebiasaan, emm, nope, let's say.... Hobi! Hobi yang aku bahkan tak sadar sejak kapan jadi hobi. Yang pasti aku suka banget melakukannya: mengobservasi gaya berpakaian orang. Well, yes, aku suka memperhatikan busana yang dipakai orang--terutama cewek. Dari atas sampai bawah... not in annoying way ya tapi. Bagaimana orang itu mengombinasikan warna, motif, tone, dan lainnya. Bahkan kadang aku sampai memikirkan kira-kira apa alasan orang itu beli pakaian itu. Kadang nemu orang dengan gaya yang manis dan serasi, tapi tak jarang juga nemu berbagai fashion disaster yang bikin orang lain mengelus dada.


g a k  m a t c h i n g :(((
source: dskon.com
Yang lebih seru lagi adalah mengobservasi gaya berbagai mbak-mbak hijabers. Yah seperti yang bisa kita lihat dan rasakan, berjilbab tak lagi identik dengan kesuraman, kekunoan, dan kekakuan. Berbalik 180 derajat, berjilbab justru memberikan kesempatan cewek-cewek untuk bereksplorasi bahkan berkreasi. Aku sih selama tren ini masih dalam koridor yang benar, setuju-setuju aja.

Perubahan Tren Busana Muslim
Berjilbab itu repot, gerah, kuno, gak bergaya. Yes.... dulu. Dulu sebelum negara api menyerang. Berjilbab semata-mata dilihat sebagai kewajiban yang 'menyusahkan'(?). Kalau dibilang kuno sih..... well, bisa jadi karena beberapa tahun yang lalu, fesyen hijab belum berkembang, belum bervariasi. Katakanlah kerudung yang populer hanya kerudung 'langsung' dan paris segi-4 saja. Jilbab cuma akan bervariasi di seremoni seperti kawinan atau wisuda kelulusan. Untuk pakaian paling-paling dress panjang atau gamis. Kesannya berjilbab membuatmu mati gaya.
Tapi sekarang tidak lagi!
source: http://www.zalora.co.id/jenahara-for-zalora/
Setelah negara api menyerang, tren busana muslim berkembang sangat cepat beberapa tahun terakhir. Hilang sudah stereotip-stereotip negatif tentang berjilbab. Repot? Berbagai model busana bisa dipilih sesuai kebutuhan. Formal maupun informal, semua ada pilihannya. Gerah? Nope. Bahan busana yang kita inginkan pun variatif dari katun hingga sutera. Kuno? Big no no. Wanita semakin punya banyak kesempatan untuk berkreasi dengan kombinasi gamis/dress, dengan kerudung paris/pashmina, ditambah rok/trousers, plus sandal kasual/wedges cantik.


source: http://www.zalora.co.id/jenahara-for-zalora/
Tidak hanya sampai di situ. Banyaknya selebriti Indonesia yang memutuskan untuk berjilbab serta munculnya fashion-blogger hijab pun semakin menambah referensi fesyen wanita Indonesia, sebut saja Zaskia Adya Mecca, Dian Pelangi, Shireen Sungkar, Fatin Shidqia, dan yang menurutku paling oke, Dewi Sandra.
Bersama munculnya tren ini, fesyen hijab pun merambah ke online shop juga. Semerambah itu. Ibaratnya lo bukan pengguna socmed kalau belum pernah ditawari gamis olshop di FB atau BBM. Hahaha. Bahkan nih, situs belanja online besar seperti ZALORA pun sekarang menyediakan brand khusus busana muslim >> Jenahara for ZALORA

Lihat kan betapa okenya dan dinamisnya tren fesyen di Indonesia. Tak salah dong aku punya hobi macam itu: mengobservasi gaya berbusana orang. Hahaha. Coba deh kalian lakukan, seru!

September 22, 2014

Graduation

Bukan, bukan aku yang wisuda. Aku bahkan masih semester 3.
Jadi hari ini aku berhasil menyusup menyaksikan wisuda kelulusan mahasiswa/i UI angkatan 2010. Aku selalu suka menyaksikan seremoni itu. Dimana para wisudawan, rektor, dekan, guru besar, bahkan mahasiswa baru berada di satu atap: Balairung. Dimana para pejuang telah mengkhatamkan studinya, sebagian bahkan membawa pulang predikat cumlaude. Dimana pundak para wisudawan perlahan menopang harapan bangsa ini.
Selesai prosesi wisuda, para wisudawan/wati berhamburan di lapangan Rotunda, Balairung, dan Rektorat untuk menemui sanak keluarga, kerabat, teman kampus, dan orang spesial mereka. Betapa kebahagiaan tak bisa disembunyikan dari gurat wajah mereka. Segala perjuangan, lelah, amarah, kecewa, rasanya terbayar sudah. “Hari ini adalah hariku!” mungkin itu yang ada di benak setiap mereka.
Aku bersama beberapa teman color guard pun menghampiri beberapa senior kami yang juga wisuda tadi. Keren. Itu yang pertama kupikirkan. Kalau aku terus berjalan, tidak lebih dari 3 tahun lagi aku akan berada di posisi mereka. Ya.
Selamat kakak-kakakku. Selamat berjalan ke tingkatan selanjutnya. Semoga sukses dan selalu penuh berkah! :)

August 17, 2014

Training Centre Tengah Tahun: Check Point

Jadi tanggal 13-16 Agustus kemarin aku ikut Training Centre (TC) tengah tahun Marching Band Madah Bahana. TC ini digelar untuk kejar target penampilan besok tanggal 19-20 Agustus di UI. Penampilan ini jadi penting karena kami insyaAllah akan tampil di depan ribuan mahasiswa baru UI 2014.

TC kemarin adalah pertama kalinya buat aku. 4 hari yang wow. Sekali lagi, WOW. Ternyata gitu rasanya TC. Berat bray. Koyo cabe, salonpas gel, neorheumacyl neuro, hansaplast jadi teman karib. Tapi kayak kata Kak Nimon, "kalau gak mau susah, gak usah hidup!" setuju Kak. Di TC kami, pasukan Madah Bahana for GPMB 2014, latihan +12 jam kotor setiap harinya. Sebelum TC kami latihan intensif dengan rata-rata 10 jam latihan setiap harinya. Bayangkan hahahaha.

Seluruh pasukan berlatih bareng, makan bareng, tidur bareng--mandi tetep sendiri-sendiri ya--, loading-unloading alat bareng. Bahagia, sedih, capek, bangga, khawatir, takut, semuanya bercampur, dan kami lewatin bareng. Please, jangan ada yang 'pergi' lagi dong.

Check Point.

Kata Kak Ditya, TC dan penampilan besok ini adalah check point pertama menuju 'peperangan' sebenarnya di akhir tahun nanti. Kamu tau kan check point? Kalau di dalam permainan, ketika kita meraih check point, artinya kalau kita 'game over', kita kembali lagi ke check point itu. Kita gak bisa dan gak boleh turun level, karena kita sudah ada di check point.

Sumpah, masih buanyaaaakkkkk PR-PR yang harus aku selesaikan setelah check point ini. Dari mulai flag toss, rifle toss, saber toss, jalanin display tanpa kagok, percepat recovery kalau alat gak ketangkap--tapi usahain ditangkap Achaaa!!!--, sampai jadiin diri ini banci tampil yang selalu senyum selama display. Banyak sih, susah sih, tapi pasti bisa!

Bismillaah untuk gladi resik besok dan penampilan OKK besok lusa.

_________

"Bayangkan, satu chart mungkin akan diulang-ulang ratusan bahkan ribuan kali sampai besok GPMB. Lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan serius. Pasti hasilnya baik."
--Kak Dito.
"Hidup itu susah, berat. Kalau gak mau susah, gausah idup!"
--Kak Nimon. TC tengah tahun MBUI, 15 Agustus 2014.

July 20, 2014

Wejangan Ibu Besar

Aku suka momen-momen dimana aku dan mamah bisa berdua di rumah. Mother-daughter time. Lalu tiba-tiba banyak hal yang pengen aku tanya, yaa macem-macem. Mulai dari hal remeh-temeh kayak kuliah, sampai hal krusial kayak cinta-cintaan....... Oke kebalik.
Tapi apapun itu, mamah selalu punya jawaban yang memuaskan, saran-saran yang bikin aku mikir, "ah, iya juga" atau "hmmm gitu ya" atau "ya nggak gitu juga...tapi bener sih".

Ini percakapanku kemarin. Ketika adek-adek pergi sekolah, dan hal ini memang lagi aku pikirin terus. Hal remeh-temeh bernama cinta-cintaan.

A >> Acha; M >> Mamah
A: Mah,
M: Ya?
A: Menurut mamah mending cowok yang tampangnya biasa aja tapi telaten, baik banget sama kita, atau cowok ganteng tapi cuek, biasa aja perlakuannya? Tapi dua-duanya sayang sama kita.
M: Ya tergantung,
A: yah....jawabannya kok gitu -__-M: Tergantung, kalau yang tampangnya biasa aja itu bisa bikin kamu sayang, rindu, kepikiran, kenapa enggak? Yang cuek juga gitu, kalau dia bikin kita sayang, nyaman, ya kenapa enggak?
A: .....
M: Mau orangnya gak ganteng kalau kita seneng ya seneng aja, toh? Mau seganteng apa, kalau gak nyaman ya buat apa. Cinta kan gak dari fisik, Dek. Cinta kan perasaan, gimana hati kita.
A: :"D

Yagitu.
Bener gak sih.
Ada orang yang bahagia kalau pasangannya romantis abis gillssss, mau memberikan segalanya untuknya, selalu ada, selalu ngalah, cintai dia apa adanya...... Kemudian dikritik sama Tulus pakai lagu "Jangan Cintai Aku Apa Adanya"....... halah.
Tapi ada aja orang yang akan nyaman, bahagia, kalau pasangannya sewajarnya aja, yang penting mereka tau mereka saling cinta.

Nah sekarang, kamu tipe suka yang kayak gimana, Cha?
Asek.

July 2, 2014

2 Juli: Senangnyaaaaa

Senangnyaaaaa!
Alhamdulillaah puji syukur bisa bertemu lagi dengan tanggal 2 Juli. Kali ini 2 Juli ke-19 ^^

Kalau tahun lalu 2 Juli-ku dirayakan di Jogja, dapet tart dari keluarga & anak-anak Soci. Dapet beberapa kado juga. Terus itu pulang dari Depok pertama kali. Spesial lah pokoknya!

2 Juli kali ini enggak kalah spesial!
2 Juli kali ini aku udah +1 tahun tinggal di Depok, jadi mahasiswi UI, jadi 'anak rantau', dan ulang tahun di bulan ramadhan :}
Oiyaaa, dapet ucapan dari temen2 FISIPERS 2014 & Madah Bahana, khususnya anak2 Color Guards. Huhu seneeeeng :")

Alhamdulillaah.
Banyak yang ngucapin dari berbagai media: telpon, SMS, whatsapp, LINE, twitter, facebook, askfm, BBM. Aaaaak makasih semuanya! Semoga doa yang baik-baik balik ke kalian. Aamiin.

Tapi 2 Juli tahun lalu dan kali ini sama-sama tanpa mamah. Tahun lalu mamah masih di Sulawesi. Sekarang akunya yang masih di Depok. Tapi gapapa, sebentar lagi pulaaaang, insyaAllah sebentar lagi ketemuuuu~ :")

Oiya! Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
Ayo banyak-banyakan cari pahala! ^^

June 21, 2014

Gapapa

Gapapa belum bisa pulang.
Gapapa awal puasa masih di Depok.
Gapapa ulang tahun masih di Depok.




Pengorbanan pasti membuahkan hasil pada akhirnya.
Kalau kata JKT48 "usaha keras itu tak kan mengkhianati".
Gapapa. :)

May 29, 2014

Madah Bahana: Kesalahan Paling Indah

Aku ingin cerita tentang kegiatan yang aku ikuti dari awal kuliah di UI. Kegiatan itu adalaaaah...... Marching Band!
Iya, marching band~ *nada Dodit*

logo Madah Bahana Universitas Indonesia
picture is taken from madahbahana.org
UI punya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) marching band bernama Madah Bahana Universitas Indonesia (MBUI). Nah, jadi awalnya aku daftar UKM ini karena dulu waktu SD aku pernah ikut drum band. Akhirnya keinginan untuk ikut marching band pun muncul.
Waktu SD aku masuk section Color Guard (CG), sekarang pun sama. Hehehe. Kenapa CG? Emm, mungkin pada dasarnya aku suka nari, gerak badan, dan semacamnya.

Latihan perdana banget MB
photo by @madahbahana
Aku resmi bergabung di MBUI sejak awal September tahun lalu. Jadi sampai sekarang sudah terhitung 8--hampir 9--bulan aku bergabung. Lalu awal tahun ini aku coba ikut proyek Grand Prix Marching Band (GPMB) di akhir tahun nanti. Proses latihan untuk GPMB sudah berjalan kurang lebih 2 bulan dan in shaa Allah akan terus jalan sampai Desember. I am soooooooowww excited!!!

Pasukan penampilan Senayan
photo by @madahbahana
Beragam suka duka yang aku dapat dari ikut MBUI. Jika boleh kurangkum dalam 1 frasa, suka duka di MBUI adalah

kesalahan paling indah.
Haha. Di beberapa sisi, kadang aku--atau bahkan banyak teman lain--menganggap bahwa bergabung dengan UKM yang satu ini adalah sebuah kesalahan. Tapi di sisi lain, pun aku tahu ini sebuah kesalahan, tapi tetap kujalani, karena ini kesalahan paling indah, dosa termanis... #halah #apasihCha

Dukanya...
Semua orang tau bahwa jam latihan MBUI itu gila-gilaan, literally, gila-gilaan! Dalam seminggu kami latihan 3 kali, dan dalam setiap pertemuaannya tak kurang dari 4 jam kami berlatih. Kalau sudah dalam proyek, jam latihan akan sangat mungkin bertambah, mungkin bisa 4-6 kali dalam seminggu. Dapat dibayangkan hecticnya, bukan? Hahaha. Betapa aku harus memutar otak untuk mengatur waktu, menata skala prioritas, antara kuliah, MB, organisasi, dan mengurus diri sendiri. Omaigattttt.....

suasana latihan di Gymnasium
photo by @madahbahana
Selain itu, karena latihan MB biasanya dari sore sampai malam, tak jarang aku jadi kelelahan kalau pulang latihan, mandi diatas pukul 10 malam, lupa makan, dan lainnya. Karena itu, selain mengatur waktu, anak-anak MBUI harus pintar-pintar jaga kesehatan.

Selain itu, karena aku bergabung dengan proyek tahun ini, waktu liburanku akan sangat terbatas. Liburan akhir semester genap yang normalnya mencapai 2-3 bulan, harus aku ikhlaskan terpotong waktu latihan. Mungkin aku hanya bisa kembali ke Yogya tidak lebih dari 3 minggu. Hiks.

Sukanya...
Dengan berbagai duka di atas, dan dengan statusku yang masih bertahan di MBUI, percayalah, "suka" yang aku dapatkan di MBUI ini pun jauh lebih banyak. Pertama, berbagai skill main bendera pastinya, dan kedepannya in shaa Allah bakal belajar rifle dan saber. Emang dasarnya suka sih hehehe. Semakin ke sini, semakin semangat untuk berangkat latihan *cieeelah* karena seneng mainan bendara and others.

Bersama Beto sebagai Color Guard di penampilan Senayan
Penampilan pertama ^^
photo by @madahbahana
Kedua, temen-temen yang super! Iya, apalagi yang dari awal ikut bareng, capek bareng, seneng bareng. Kami sudah lebih dari sekadar teman di sebuah UKM. Entah apa, tapi yang pasti lebih dari itu.

Color Guard MB 2014!
photo by Bellarini
photo credit: Julyani Dewi
Ketiga, kultur MBUI yang dahsyat. MBUI sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Di sini nggak ada orang yang lelet, yang mudah mengeluh, yang mudah menyerah. Ketika kami masuk di MBUI, kami langsung dijejali dengan kultur MBUI yang penuh kedisiplinan. Aku mau cerita, jadi beberapa waktu yang lalu aku pernah ikut penampilan di Senayan. Jumlah seluruh pemain sekitar 20an. Kami diwajibkan kumpul di tempat latihan pukul 5 pagi! Bayangkan.... Aku kira itu hanya estimasi waktu jam karet Indonesia, tapi ternyata betul-betul pukul 5 pagi anak-anak sudah kumpul. WOW. Rasanya tak banyak organisasi yang bisa seperti ini, dan aku suka ^^

Selanjutnya, pengalaman takterlupakan. Segala macam pengalaman mulai dari latihan di lapangan hoki UI, angkut-angkut alat dari satu tempat ke tempat lain, latihan lanjut team building yang walau lelah tapi sangat menyenangkan, sampai tampil dengan disaksikan banyak orang. Semua ituuu.... sangat sangat sangat menyenangkan.
Full Band perdana Pasukan GPMB 2014
photo by @madahbahana
Walau hujan, latihan tetap jalan di bawah terpal haha!
photo by @madahbahana
After all, joining Madah Bahana is my mistake I can never regret.

Sorry if you think this is me exaggerating, but no, I'm not.

May 24, 2014

Maaf Blog Sayang

Maaf blog sayang,
Sudah lama nggak melihatmu,
sudah lama nggak menjejakkan kaki di halamanmu, melangkah ke berandamu, lalu bersantai di sofa di ruang tengahmu.
Ingin sekali, percaya deh.

Akhir-akhir ini waktuku tersita,
kuliah, MB, kuliah, MB--tapi sempat ke Jogja 3 hari sih
hehehe

Oh, sebenarnya waktuku nggak se-tersita itu sih,
mungkin karena,
akhir-akhir ini, maaf, kamu nggak kutempatkan di daftar prioritasku, Blog.
Maap yee.

Dah segini dulu deh. Post singkat di tengah ngerjain tugas.
See you later ^^

April 14, 2014

The Power of Kepepet

source: google

The Power of Kepepet and Deadline are always my favourite adrenaline trigger.

Yeah.
Untuk deadliner seperti aku, kekuatan yang satu ini betul-betul dahsyat.
Paper dalam 1-2 malam? Review materi setengah semester dalam satu malam? Bikin presentasi H-4 jam? Libassss. Seru!

Hehehe.
Entah, apakah hidup tetap seru kalau bukan tipe deadliner?
Atau saking parahnya dirimu aja, Chaaaa~~

Kalau ini buruk ya jangan dicontoh ya, semuanya.

April 11, 2014

Aroma Parfummu

Entah angin atau rasa rinduku, yang tetiba menghembuskan lembut aroma parfummu.

March 11, 2014

Tempat Terakhir

**)Meskipun aku di surga
Mungkin aku tak bahagia
Bahagiaku tak sempurna
Bila itu tanpamu


Lama sudah kau menemani
Langkah kaki di sepanjang
Perjalanan hidup penuh cerita

Kau adalah bagian hidupku
Dan akupun menjadi bagian dalam hidupmu

Yang tak terpisah

Kau bagaikan angin
Di bawah sayapku
Sendiri aku tak bisa seimbang

Apa jadinya bila kau tak di sisi

**

Aku ingin kau menjadi
Bidadariku di sana
Tempat terakhir melabuhkan
Hidup di keabadian

Bila nanti aku kehilangan
Mungkin itu hanya sesaat
Karena ku yakin kita kan bertemu lagi

Tanpamu, ku tak akan sama...

Padi - Tempat Terakhir.

February 16, 2014

Joko Widodo: Memimpin dengan Hati, Tanpa Kepentingan

Najwa Shihab: Pak Jokowi, satu pertanyaan terakhir, apa kunci kesuksesan bagi seorang Jokowi agar dapat memimpin dengan hati?
Jokowi: Jangan punya kepentingan.

Simpel, tapi dalem, bro...
Pertanyaan tersebut jadi penutup perbincangan Najwa Shihab bersama gubernur Jakarta, Joko Widodo, atau yang biasa disapa Jokowi, malam itu. Perbincangan mereka dibungkus dalam sebuah talkshow berdurasi 60 menit berjudul "Mata Najwa" yang disiarkan di salah satu stasiun TV swasta.

Sepanjang perbincangan, pemirsa disuguhkan oleh kerendahhatian, kesederhanaan, dan tentu kecemerlangan pemikiran seorang Jokowi. Nada bicaranya tidak pernah tinggi, memproyeksikan cerdas pemikirannya tanpa perlu dipamerkan. Joko Widodo menjadi sebuah fenomena dimana seorang pemimpin muda (52 tahun) muncul dari kota kecil Surakarta, membawa niat mulia memimpin warganya dengan hati. Tak pelak pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Najwa selaku pembawa acara sebagai pertanyaan penutup.

Jawaban Jokowi pun sederhana, namun penuh makna, "jangan punya kepentingan". Ya, selama ini pun kiranya Jokowi telah melakukan omongannya sendiri. Beliau memimpin Surakarta, kemudian provinsi D.K.I. Jakarta, tanpa memihak satu dua kepentingan. Sebagai wakil rakyat, kepentingan yang diusungnya pun hanya dan selalu satu: Rakyat. Tak heran survey-survey yang ada menyebutkan Jokowi memiliki elektabilitas tertinggi dibanding kandidat calon presiden lainnya dari berbagai partai. Bahkan ketika Beliau sendiri tidak, atau mungkin belum, mencanangkan sebagai salah satu kandidat calon presiden Indonesia periode 2014-2019.

Joko Widodo

Omong-omong soal partai, Jokowi adalah kader Partai Demokrasi Insonesia Perjuangan (PDIP). Namun kepentingan partainya tak pernah terbawa hingga dalam kantor maupun rumah dinasnya. Bahkan mungkin banyak rakyat yang tidak tahu partai pengusung Jokowi. Cara memimpin Jokowi lah yang membesarkan namanya. Dari situ, popularitasnya meroket tajam, alhasil partai pun kecipratan.

Jokowi terus menginspirasi banyak tokoh baru, yang kemudian dikenal memiliki kepiawaian yang baik dalam memimpin. Sebut saja Ridwan Kamil serta Tri Rismaharini. Walikota Bandung dan Surabaya ini pun namanya melambung setelah dinilai berhasil membawa daerahnya menjadi lebih baik. Sama seperti Jokowi, popularitas mereka berangkat dari kursi walikota, dan semoga terus berlanjut, terus bersih, dan terus berhasil.

Pak Jokowi, mungkin Bapak tidak akan membaca tulisan ini. Tapi semoga Bapak selalu sehat, cukup, dan bahagia, lahir dan batin. Rakyat bangga memiliki pemimpin seperti Bapak. Teruslah memimpin dengan hati dan tanpa kepentingan.

#2014TahunPemilu
#JanganGolput

January 29, 2014

Suka-Suka jadi Mahasiswi UI

“Tuiiiit… Tuiiiit…” alarm pagiku bunyi tepat pukul 05.30. Bangunlah aku.

Pagi ini rasanya badan fresh setelah latihan Marching Band semalam hingga pukul 21.00, dan nggak lupa pakai koyok favorit untuk pengantar tidur. Hahaha. Macam simbah-simbah. Entah, UKM yang satu ini sangat makan tenaga dan waktu, tapi akunya ketagihan ^^v

Setelah sholat subuh, ritual pagi pun dilaksanakan. Yak, bingung pilih baju untuk kuliah. Hampir setiap pagi, 10-15 menitku terpakai untuk ngubek-ubek lemari pakaian, pilih baju yang pas. Meskipun akhirnya juga pakai baju itu-ituuuu lagi.

Setelah yakin dengan baju yang kupakai, pukul 06.30 aku turun dari kamar asramaku di gedung F1 lantai 3 menuju gedung sebelah, gedung E1. Turunnya pakai tangga yaa. Seperti biasa, aku menuju kamar Saras (@SarasFauzia) temanku dari Solo. Kami sama-sama di FISIP, tapi Saras ambil departemen Antropologi Sosial.

“Saraaas”, panggilku di depan pintu kamarnya.
“Masuk Chak”, jawabnya seperti biasa.
Seperti biasa pula, Saras sudah dalam keadaan rapi dan sudah mandi. Aku langsung ambil handuk dan alat mandi yang sengaja kutinggal di kamarnya, lalu cuss ke kamar mandi. Iya, hampir setiap hari aku mandi di kamar mandi lantai asrama Saras. Karena apa? Karena kamar mandi di lantai 3 itu airnya susah :’( (tapi kata seorang teman sih udah diperbaiki selama liburan semester ganjil ini, alhamdulillah).

Pukul 07.00 kami siap dan langsung menuju kantin asrama untuk sarapan. Di sana aku menyapa Mory dan Tari (@moryw_ & @bbebestt), dua cewek Padang yang selalu bareng ke sana kemari. Selesai ambil makanan, aku dan Saras ke salah satu meja kantin.
“Heh sipiiiiiit, mau kuliah masih merem aja,” panggil Dika dan Tito (@dikaaldi & -), dua cowok Medan yang selalu ngatain aku sipit -,-

Asrama memang bikin aku kenal banyak orang dari berbagai daerah dan fakultas. Seneng deh.

Selesai sarapan, aku dan Saras langsung cuss ke halte Bis Kuning (Bikun) yang ada tepat di sebelah gerbang asrama. Terlihat banyak anak yang sudah menunggu bikun. Ada beberapa anak Teknik dengan membawa ‘tabung keren’ yang entah isinya apa, anak Mipa yang entah kenapa tampilannya selalu sopan muslimah ahli sorga, anak FIB yang masih pakai nametag a la anak ospek, dan dari fakultas-fakultas lainnya juga.

Setelah menunggu sekitar 3 menit, salah satu bikun yang diparkir di depan asrama pun mulai berjalan.
“Biru apa Merah, Ras?” tanyaku pada Saras.
“Merah, piye?” aku pun meng-iya-kannya.
Bikun dibagi menjadi 2 jalur: Merah dan Biru. Sebenarnya kalau dari asrama ke FISIP lebih enak naik bikun jalur biru, kalau naik yang merah kami harus berjalan sedikit dari stasiun UI ke FISIP. Tapi jalan juga enak sih, seger karena kanan-kiri jalan itu penuh pohon-pohon rindang.

Sesampainya di FISIP, seperti biasa, aku dan Saras pisah menuju kelas masing-masing. Di jalan menuju kelas, aku bertemu Facil (@fahnissa), seorang mahasiswi Kriminologi dan orang Bogor asli hehe. Kebetulan pagi itu kami sekelas, berjalanlah kami ke kelas.

Pukul 10.30 perkuliahan selesai. Aku langsung menuju depan koperasi mahasiswa (Kopma) yang telah ramai dengan anak-anak yang memang setiap hari nongkrong di situ. Anak-anak berbagai departemen di FISIP cukup banyak yang ngumpul di sini. Mulai dari anak ‘ADM’—sebutan untuk anak-anak departemen administrasi--, anak Kriminologi, sampai yang paling banyak, anak Komunikasi pastinya.

Di sana aku menyapa beberapa anak: Tania (@taniannisah) dari Malang, Erlangga (@erlanggasptr15) dari Pontianak, Andri (@ichi_kaze) dari Jambi, Gya (@gkancana) dari Lombok, Peri (@Peri_Qudus) dari Palembang, Sifa (@sipaulll) dari Bekasi, Febi (@febriani_ry) dari Depok, dan banyak anak dari berbagai daerah pastinya. Ini nih senangnya di UI, Sabang hingga Merauke ada semua!

“Aku mau ke perpusat nih, cari bahan PPI” kata Tania. Perpusat UI memang tempat yang pas banget untuk tidu…eh, cari buku maksudnya.
“Oh yawes, aku ikut deh mau tidur haha, males pulang jam segini” kataku yang memang cukup mengantuk setelah matkul MPKT-A. “Pada mau ikut gak nih, ke perpusat?”
“Ayok!” jawab Erlangga semangat.
“Eh makan dulu yuuuk, laper nih,” ajak Sifa.
“Kancil aja yuk, pengen steak, atau Takor” ajak Febi pada kami. Kancil itu Kantin Psikologi, deket banget dari FISIP dan makanannya bervariasi banget. Dari Soto Betawi sampai pasta a la Itali pun ada. Takor itu kantin FISIP, kami anak-anak FISIP tapi jarang makan di sini haha.
“Enggak Fasilkom aja? Lebih enak tempatnya, bersih dan searah perpusat kaan,” Tania menawarkan gaya mbak-mbak sales *damai Tan ^^”

Dengan perdebatan serius antara Kancil, kantin Fasilkom, dan Takor, akhirnya kami tetap pada pilihan pertama yaitu Kancil.
Ribet amat mau makan aja, tapi yaa ini asiknya hehe.

Setelah makan, aku, Tania, dan Erlangga ke perpusat. Febi dan Sifa langsung balik ke FISIP karena lebih ingin ‘nongkrong’ di Miriam Budiarjo Resource Center, perpusnya FISIP, sebut aja MBRC.

Aku, Tania, Erlangga menuju silent room lantai 2 perpusat. Setelah menempati 3 bangku, Tania langsung berjalan ke ruang buku, Erlangga membuka laptop dan WiFi-an, aku? Tidur~



Untungnya di lantai 1 perpusat ada musholla, jadi kami lebih mudah kalau mau sholat.

Pukul 15.30, kami bertiga memutuskan untuk balik. Aku dan Erlangga ke asrama, Tania ke kost-nya di Kober. Setelah menunggu sekitar 10 menit di halte bikun depan Masjid Ukhuwah Islamiyah (UI), akhirnya bikun datang. Tania turun terlebih dahulu di halte stasiun UI. Dari sana dia jalan hingga ke luar kawasan UI, menyeberang jalan utama Depok (Jalan Margonda), lalu masuk ke gang Kober. Aku dan Erlangga melanjutkan perjalanan ke asrama.

Sampai di asrama kami berpisah ke kamar masing-masing.
Dengan pandangan nanar dan penuh rasa malas, aku memandang tangga gedung asramaku dan memutuskan untuk ngerusuhin hidupnya Saras dulu aja. Jalanlah aku ke kamar Saras yang ada di lantai 1 dan ‘ngadem’ di situ. Hahaha. Semangat ya Ras karena temanmu yang satu ini selalu ngetem di kamarmu dulu xD

Setelah istirahat, tidur-tiduran, dan mandi, akhirnya aku balik ke kamarku tercinta di lantai 3 gedung sebelah.
Malam itu aku gunakan untuk belajar Sosiologi bareng Saras di kamarnya karena esok paginya kami ada tes kecil. Sampai sekitar pukul 23.00 kami belajar.
Selesai belajar, aku balik ke kamar lagi. Doakan untuk tes kecil kami besok ya!

-------------------------||||||-------------------------

Itu tadi sedikit gambaran hari-hariku sebagai mahasiswi FISIP UI. Merantau itu asik, jadi mahasiswa juga asik, apalagi mahasiswa UI. *wink*

January 6, 2014

2014: Pasti Menyenangkan

On repeat: Maliq & D'Essentials - Beautiful Life

Heeyyy! Selamat memasuki tahun 2014!

Yang sudah biarlah sudah. Kalau bahasa Jawa-nya, "sing uwis yo uwis".
Tahun 2013 adalah tahun yang luar biasa.
Tahun perubahan. Akhir dari sesuatu, tetapi juga awal dari sesuatu yang lebih besar.

Tahun 2014 sudah mulai kita tapaki.
Siapkan alas kaki yang lebih kuat, bekal yang lebih banyak, ibadah yang lebih giat.
Banyak yang menunggu kita tahun ini!

Tahun 2014 itu..... Piala Dunia!
Oh God, kalau aku di asrama gimana caranya nonton TV T.T
Piala dunia itu waktunya bersenang-senang, dukung tim kebanggaan sepenuh hati.

Tapi selain itu,
tahun 2014 adalah..... Pemilu Presiden!
source: pemilu.com
Oke aku excited banget dengan yang satu ini. Tahun ini adalah kali pertamaku menggunakan hak suara--selain beberapa waktu lalu pemilihan ketua&wakil HMIK.
Entah, antara bersemangat dan deg-degan, takut salah pilih. Karena sampai sekarang pun belum tahu akan pilih yang mana.
Setiap hak suara yang kita gunakan punya tanggung jawab besar, lho. Jika pilihan kita yang nantinya menang, kemudian bisa memimpin dengan baik, itu berarti kita berperan dengan baik. TAPIIIII..... kalau pilihan kita menang tapi tidak memimpin dengan baik, itu berarti kita juga berperan...

NAH, untuk meminimalisir 'kesalahan' yang mungkin terjadi, ayo dari sekarang kita mulai perhatian.
Perhatian dengan para calon presiden & calon wakil presiden yang akan ada di kertas suara.
Jangan sampai hak suara kita yang berharga, yang udah diperjuangkan, yang jadi tanda negeri ini demokratis, terbuang sia-sia.

Golput lah, Cha. Semua sennnnang~
Pikiranku jaman dulu... Jangan laaah. Setidaknya, kalau hak suara kita gunakan, kita berhak mengajukan pendapat kita di kemudian hari.
Bayangkan, ketika pemilu kita golput, tapi setelahnya kita sering sambat tentang kondisi negeri, protes sana sini.
macam gak tahu diri
ups

Okeeey everybody.
Do the best of you.
Do the best for this country.
Do the best in this new year.
I looove yah.

January 5, 2014

Merantaulah

On repeat: Maroon 5 - Must Get Out

Merantaulah, maka kamu akan tahu arti rumah.
Rumah adalah tempat kembali,
dan tempatmu bisa jadi diri sendiri.
Merantaulah, maka kamu akan tahu arti keluarga.
Keluarga adalah mereka yang paling jujur,
tanpa pencitraan dan apa adanya.
They who you can always hang on to.
Merantaulah, maka kamu akan lebih menghargai jarak.
Betapa jarak ada untuk kita tempuh,
dan darinya rindu tercipta.
Merantaulah, karena banyak hal menunggumu di luar sana.
Berdiam di zona aman memang menyamankan,
tapi apa yang kauharap dari berdiam?

Jangan takut merantau. :]

Jakarta - Yogyakarta
picture source