My Blogsia

August 22, 2019

Menjelang Akhir Minggu ke-3

Shalat Idul Adha di tengah Pekanbaru yang berasap. 

Ini adalah postingan pertama sejak berpindah ke kota yang baru ini, Pekanbaru, Riau. How's my life here? Hmmm... Fine, but not too fine. Bad, but not too bad, I guess~


Hari pertama aku sampai sini, capek. Haha. Aku langsung leyeh-leyeh, sarapan, lalu ketiduran di kosan Ria. Siangnya aku cari kosan ditemenin Risa, dan malamnya langsung main sendirian ke salah satu mal sekalian beli beberapa perlengkapan. Besoknya langsung mulai ngantor~

Jujur ini bingung apa yang sebetulnya mau aku tulis, sebetulnya banyak, tapi bingung. Pokoknya well, I moved here and still have no clue how long I'll stay here. Bisa 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, atau bahkan lebih? Wallahualam.

Pekanbaru kota yang udah maju, semua yang aku butuhkan ada di kota ini (baca: Chatime, super market, GojekGrab, dan CGV). Rasio jumlah rumah makan padang di sini bagaikan rasio jumlah warteg di Jakarta. Buanyak! Semoga kolesterol tetap terjaga~ Kotanya panas, tapi ngga sepanas dugaanku. Mungkin panas karena orangnya rata-rata ramah dan hangat (wkwkw sa ae lau cha). Kotanya lagi kena kabut asap nih sejak sebelum aku datang ke sini. Semoga segera selesai~

Sate Padang otentik tanah Sumatera

Tiga minggu ini aku belajar banyak tentang proses bisnis perusahaan tempat aku bekerja. 2 minggu terakhir aku disibukkan dengan suatu program yang mengharuskanku membawakan materi presentasi di depan karyawan, manager, bahkan general manager! Pengalaman berharga buatku sih, so happy hehe. Tapi secara keseluruhan pekerjaan, walaupun menurutku progres belajarku ngga cepat, tapi aku seneng dengan apa yang udah aku lalui dan capai sampai hari ini. Sedikit demi sedikit lah ya, Cha!



Hal cukup berat aku rasakan di sini adalah menahan rasa iri. Iri lihat yang bisa kumpul bareng sama temen-temen, iri lihat yang bisa makan malam bareng keluarga, iri lihat yang bisa CFD-an di Jalan Sudirman Jakpus tiap minggu, iri lihat yang bisa ketemu pacar sesukanya. Bukannya aku ngga menerima path yang aku jalani sekarang, it's just enviousness, unhealthy enviousness. Aku kira 5 tahun merantau akan menghindarkanku dari rasa iri dan kesepian, nyatanya nggak. Hahaha.

But despite of all of that, I know it will pass. The unhealthy enviousness will pass. The loneliness will pass. It's only a matter of time lah ya. Kira-kira begitu :))

Lastly, yang jadi peganganku untuk bisa tetap positif, tetap go on, tetap semangat (well, I guess?) adalah surat Al Baqarah ayat 216,

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui."

Mungkin ketika aku sekarang ngga menghendaki posisiku saat ini (literally, posisi jasmaniah), hari-hari full of sambat, padahal bisa jadi berada di sini saat ini adalah opsi terbaik untuk kedepannya. Hehe.

Pegangan lain yang mungkin bisa jadi peganganmu juga, apalagi kalau kamu berada di lingkungan yang ngga terlalu suportif, adalah surat Yunus ayat 65,

"Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Sekarang kalau ditanya kabarku gimana, jujur aku ngga bisa menjawab dengan akurat, karena bahkan aku sendiri ngga paham kabarku gimana. Hehe. I guess "I'm okay" is the most suitable answer. Don't worry too much about me yah semuanya! haha sokap yg worry juga kali cong

2 comments:


  1. I'm not really sure, because some people just need a lot of things to fill it with positive things

    ReplyDelete
    Replies
    1. Well, yeah, every person has their own way to stay positive I guess ^^

      Delete