My Blogsia

January 30, 2015

Plesir Dadakan ke Parangtritis

Beberapa hari yang lalu, aku dapat pertanyaan seperti ini di ask.fm, dan jawabanku:


Kenapa aku jawab demikian? Karena memang demikian :")
Social68 itu anak-anak IPS angkatanku di SMA3 yang juga teman sekelasku yang jumlahnya cuma 16 orang termasuk aku. Yang hanya 16 orang ini saja syusahnyaaa menyamakan jadwal agar bisa hang out bareng. Hari ini cuma 4 orang bisa, besok malah 3 orang, besoknya entah berapa.
Dan wacana main kami semakin terwacanakan....

Akhirnya disepakati kemarin Rabu, 28 Januari 2015 kami ketemu--yaa walau akhirnya hanya 6 orang yang datang. Kami berkumpul di rumah Granny. Bukan, bukan Granny: Nenek ya, Granny di sini maksudnya Kamel. Di sana kami ngobrol-ngobrol, ngemil, makan, yaa mbathang-mbathang cantique lah.
Bosan juga lama-lama, akhirnya keenam dari kami memutuskan untuk berdebat. Iya, berdebat. Berdebat mengenai destinasi selanjutnya. Dari mulai Mall Galeria, atau restoran Aceh Bungong Jeumpa, restoran Raminten, sampai karaoke Happy Puppy. Setelah sekitar 15 menit, akhirnya tujuan kami adalah kedai milkshake EsCool di bilangan Wirobrajan. Haangganyambungkan.

Kami menaiki jeep milik Kamel ke sana. Di sana, kami berenam yang terdiri dari Acha, Kamel, Linda, Nafit, Upik, dan Fakhri--satu-satunya pria di sini haha--hanya membeli minum dan mengobrol lagi. Setelah sekitar 1,5 jam di sana, kebosanan kembali melanda kami, ditambah angin sepoi-sepoi yang mulai bikin ngantuk.
Perdebatan dimulai lagi. Berbagai pilihan dari rumah Amer, rumah Kamel(lagi), pemancingan(wakaka), dan berbagai rumah makan lainnya. Tiba-tiba Linda nyeletuk, "pantai aja yo!"
Sedetik kami berenam saling pandang. Ide yang sangat random dan ngasal pikirku, tapi..... why not?? Haha. Kami berenam pun langsung kompak mengiyakan, toh pantai tidak terlalu jauh dari tempat kami. Akhirnya meluncurlah kami!

Pantai, Here We Come!
Kami mulai berangkat sekitar pukul 16.30. Berbekal optimisme 'dapet sunset', kami semangat menuju ke sana. Kami memutuskan untuk ke pantai Parangtritis saja--keputusan dibuat 100meter sebelum gerbang masuk pantai.
Singkat cerita, sampailah kami di Parangtritis sekitar pukul 17.20. Setelah sekian lama aku pengen ke pantai, akhirnya kesampaian juga! Beruntungnya kami, cuaca cukup cerah walau matahari tertutup awan. Namun justru pemandangan yang disuguhkan Yang Maha Pencipta pada kami sangat oke. Well, pictures will tell you more :P

Ini nih pemandangannya.


masih lumayan terang~

sudah cocok jadi opening drama korea belum?
Masing-masing dari kami juga secara sok-sokan pengen foto silhoutte~

Acha
Upik
Kamel 'Granny'

Fakhri
Lindot
Foto terakhir yang kami ambil. Itu Nafit.
Beruntungnya dia dapat pencahayaan alami yang super.
Dan qoute of the plesir kali ini adalah,
"Bukan kemananya, Ce. Tapi sama siapanya."---Kamilia Arnanda, 20thn, Single. 

photo credit: Nadia Fitriana 

January 28, 2015

“And hard times are good in their own way, too. Because the only way you can achieve true happiness is if you experience true sadness as well. It's all about light and shade. Balance.” ― Gabrielle WilliamsBeatle Meets Destiny

And this is my hard time,
but I'm not worried at all,
because I'll create my own true happiness.

January 1, 2015

GPMB bareng Madah Bahana: Pengalaman Mahal

Pertama-tama, aku ingin memohon maaf kalau nantinya tulisan ini tidak jelas intinya, terlalu melebar, terlalu banyak bahasan, dan lainnya. Anggap saja penampung airnya telah penuh dan harus segera diluapkan.

GPMB ke-30 telah usai tanggal 28 Desember kemarin. Selesai sudah semua proses yang telah dirajut sejak bulan ketiga tahun lalu. Saat ini sudah masuk ke zona PPS (Post Penampilan/Perform Syndrome). Yah anggap saja masa-masa belum move on dari paket Nusantara yang kami, Madah Bahana, bawakan di GPMB. Rasanya masih mengganjal untuk menerima bahwa ini sudah selesai. Satu kegiatan yang menyita setengah hidupku--bahkan lebih--sudah selesai. What am I going to do in the very next day, then?? Itu pikiranku di hari terakhir berada di penginapan Casa Uno.

Seperti yang pernah kutulis di akun Path-ku, proyek ini bukan proyek main-main. Waktu, tenaga, keringat, air mata, bahkan kucuran darah tumpah untuk proyek ini. Banyak yang kukorbankan demi proyek ini. Banyak yang kutinggalkan demi proyek ini. Layak kah? YES, totally yes. Mungkin yang menganggap ini semua layak, ini semua pantas, ya hanya mereka yang melalui prosesnya. Hanya mereka yang merasakan langsung yang tahu apa yang telah didapat. Madah Bahana mendapat peringkat 5 Divisi Utama di GPMB lalu. Ya, memang tidak sesuai dengan target awal kami. Tapi inilah yang menjadi pecutan bagi kami untuk bisa terus memperbaiki diri, untuk tidak puas dengan pencapaian kami sekarang, untuk sadar bahwa jalan kami masih panjang ke depan. Masih banyak yang dapat kami raih di depan.

Terlepas dari peringkat, piala, piagam yang ada, banyak hal lain yang kami dapatkan. Banyak hal yang menjadi anugerah bagi kami. Banyak hal yang patut kami syukuri.

Teman, keluarga, guru baru. Lewat proyek ini, aku punya ratusan teman baru dari semua fakultas di UI. Literally, semua fakultas bahkan dari berbagai angkatan. Dan ratusan teman baru itu sudah terasa seperti keluarga. Gimana nggak? Dalam seminggu, aku bertemu mereka minimal 3 kali, seringnya hingga 4 sampai 5 kali. Kami merasakan susah bersama, senang bersama, segalanya bersama dalam satu komando dan satu tujuan yang sama. Di proyek ini pula aku bertemu orang-orang hebat yang jadi panutanku, jadi guruku, yang selalu mau membagi ilmunya padaku. Nikmat Allah mana yang kudustakan?

Pengalaman mahal. Super mahal. Kalau aku diminta menukar seluruh pengalaman dalam proyek ini dengan ratusan juta atau milyaran sekalipun, rasanya aku akan pikir-pikir dulu. Tak banyak orang pernah merasakan latihan 25 jam perminggu. Tak banyak orang pernah mengecat rumput dan tanah lapangan hoki. Tak banyak orang pernah belajar memainkan bendera, sabre, rifle, bahkan sarung. Tak banyak orang pernah menginjak lantai kuning Istora. Dan banyak hal-hal aneh, sedih, senang, bangga, gusar, puas lainnya.

Karena sudah cukup panjang, di paragraf terakhir ini aku ingin memanjatkan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT. Kesempatan yang Ia ridhoi untuk diberikan kepadaku benar-benar super. Awalnya ditunjuk sebagai salah satu section leader di color guard. Da aku mah apa, butiran debu, tapi diberi kesempatan sebagai SL. Lalu Kak Dedi menjadikanku salah satu pemegang weapon (sabre dan rifle), hmm benar-benar mulai dari nol. Di TC akhir tahun aku jadi BuLu. Walaupun tanggung jawabnya mungkin tak seberapa, tapi aku merasa tersanjung telah ditunjuk. Terima kasih.


twitter @madahbahana

twitter @madahbahana



And the last, I'm gonna say,
sampai jumpa di proyek berikutnya.