Warmest regards

May 15, 2025

Menulis Harus Nunggu Mood?

Mengutip kalimat Raditya Dika di salah satu siniar YouTube,

"Kalau kita menulis dengan mood yang jelek, hasilnya pasti tulisan yang jelek. Tapi harus diingat, satu lembar tulisan jelek masih lebih bagus daripada tidak ada tulisan sama sekali"


Hati kecilku ini kan jadi agak tertohok, ya.
Suamiku yang membagikan siniar ini ke aku juga karena Ia tertohok di kalimat ini.

Kami sama-sama suka menulis. Bedanya, saat ini dia lebih sering menulis aransemen lagu untuk marching band, yang isi partiturnya adalah deretan kecambah bernada yang aku tidak tahu cara bacanya 🎼🎢🎡.

Kembali ke kutipan Raditya Dika, kalah dengan alasan mood memang gak terdengar keren sama sekali, ya. Namun entah kenapa, banyak yang menormalisasi. Padahal, kemampuan menulis itu bukan seperti software yang cukup di-install dengan mudahnya. Kemampuan menulis tentu lahir dari puluhan bahkan ratusan tulisan jelek, yang dievaluasi, dan direvisi kembali.

Memangnya, siapa yang menjamin bahwa mood yang bagus akan otomatis menghasilkan tulisan yang bagus juga?

Contoh tulisan ini, mood menulisku sedang bagus-bagusnya, tapi tulisannya pun entah arahnya ke mana. Xixi

Masih terkait mood, kalian tahu gak sih, di balik berbagai sifat positif dari seorang Cancerian, ada sifat moody-nya yang gak jarang bikin orang lain kesal?
Oke yang ini kita bahas di lain kesempatan.

No comments:

Post a Comment